CHOOSE LANGUAGE:


English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bismillah

Kamis, 03 Oktober 2013

NETTY PRASETYANI HERYAWAN, BUKAN BASA-BASI APALAGI MASUK TV

Beberapa bulan yang lalu, Kedubes Amerika Serikat mengadakan kompetisi Local Heroes yang disiarkan melalui beberapa media elektronik. Kompetisi yang bertemakan “Lawan Perdagangan Manusia” itu diadakan untuk mengapresiasi warga Indonesia yang sudah berperan aktif melakukan gebrakan dalam kasus perdagangan manusia di negaranya.

Uniknya, kesemua finalisnya berasal dari kaum perempuan, yaitu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Sofiar Fauzi, Memey, Hetty Antje Geru, dan Netty Prasetyani Heryawan. Pemilihan pemenang Local Heroes dilakukan melalui voting publik secara terbuka via laman facebook Kedubes AS. Berdasarkan polling, kompetisi tersebut dimenangkan oleh Netty Prasetyani Heryawan yang merupakan istri dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Netty Heryawan terpilih atas jasanya yang besar dalam memerangi perdagangan manusia, terbukti dengan kerjanya sebagai inisiator program Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten, yang menjadi acuan untuk negara. Sejak berdirinya P2TP2A, tercatat sudah 222 kasus trafficking yang berhasil ditangani. Bahkan kasus heboh gadis Garut yang dinikahi oleh Aceng Fikri beberapa bulan lalu, Bu Netty turun tangan untuk melakukan pendampingan.

Fenomena unik, sebab AS yang notabene “sohib” dari negara Israel, biasanya jadi target bulan-bulanan demo PKS mengenai isu sensitif agama seperti Palestina. Netty Heryawan yang berjilbab lebar, kader PKS tulen, serta segala rupa citra islami yang melekat di dirinya mampu buktikan bahwa saat ini adalah era kompetensi dan kontribusi.

Menurut saya, penghargaan yang diberikan kepada Netty Heryawan juga menjadi penyangkalan tipikal ibu-ibu pejabat yang kerjanya seputar arisan berlian, tapi urus PKK saja tak jelas. Netty Heryawan berhasil menunjukkan bahwa kaum perempuan pun dapat berprestasi. Belum lagi menyebutkan bahwa baru-baru ini Bu Netty menerima gelar doktornya dari Unpad. Melebarkan persepsi umum tentang kaum Islamis yang biasanya kaum wanitanya cukup di rumah saja.

Selamat Bu Netty, Selamat bekerja untuk Indonesia!

Sumber: Jayaning Hartami http://sosok.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar