CHOOSE LANGUAGE:


English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bismillah

Minggu, 30 Desember 2012

DELISA TAK PERNAH PATAH SEMANGAT


"Mak, kaki adik mana? Kaki adik mana?" ratap Delisa Fitri Rahmadani, setiap tengah malam. Rintihan Delisa yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Kesdam Banda Aceh itu begitu menyayat batin ayahnya, Bachtiar (55) yang setia menunggui putri tercinta. "Hampir setiap malam dia menangis seperti itu," ujar Bachtiar.
Itulah ratapan asli Delisa yang sebenarnya ketika tersadar di rumah sakit 8 tahun yang lalu (2004).

Mungkin kita masih ingat nama itu .... Delisa. Banyak orang mengira bahwa sosok gadis cilik ini hanyalah rekaan Tere Liye sang penulis novel. Ya, apalagi setelah novel "Hafalan Shalat Delisa" diangkat ke layar lebar pada tahun 2011 oleh produser Chand Parwez Servia dan sutradara Sony Gaokasak. Kisahnya tentang Delisa, gadis cilik yang tinggal di Desa Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar.

Dalam film tersebut Delisa digambarkan sebagai bungsu dari empat bersaudara yang periang dan manja. Saat tsunami terjadi semua keluarganya meninggal; ibu, dan ketiga kakaknya. Kecuali ayahnya yang saat itu bekerja di kapal tanker perusahaan minyak internasional.

Tsunami (atau dalam bahasa Simeulue disebut smong) juga merenggut sebelah kaki Delisa sehingga harus diamputasi. Setelah itu ia terpaksa menggunakan tongkat untuk berjalan. Tak lama setelah tsunami ayahnya pulang. Delisa kemudian menjalani hari-harinya dengan sang ayah. Delisa sempat frustasi menyadari kehilangan ini. Ia sedih. Namun akhirnya dengan dukungan ayah dan teman-temannya ia bangkit, menginsyafi  bahwa semua peristiwa adalah kehendak Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Dahsyatnya, Delisa kemudian kembali bersemangat untuk menuntaskan hafalan shalatnya yang belum sempurna.

Tapi namanya film tentu tidak sama persis dengan aslinya. Yang pasti Delisa benar-benar korban gelombang ganas tsunami 26 Desember 2004. Kisahnya nyaris
sangat mirip dengan Delisa-nya Darwis Tere Liye. Bedanya Delisa yang asli ini bukan penduduk Lhok Nga. Delisa yang ini bernama lengkap Delisa Fitri Rahmadani. Ia biasa dipanggil Delisa. Kakinya telah diamputasi karena diterjang tsunami. Gadis yang memakai baju putih dan rok berwarna coklat tersebut lahir di Ulee Lheue Banda Aceh, 15 Desember 1997 silam.

Di acara refleksi delapan tahun tsunami Aceh yang digelar Forum Lintas Komunitas di Museum Tsunami Aceh kemarin siang (26/12), Delisa menjadi pusat perhatian. Banyak yang meminta tanda tangan padanya, ada juga yang minta foto bersama. Sebelumnya Delisa tampil di hadapan seluruh pengunjung untuk berbagi kisahnya hingga selamat saat tsunami.

Dengan bantuan tongkat gadis itu berdiri di tengah panggung. Kedua bola matanya terlihat berair. Dari mulutnya cerita demi cerita tentang peristiwa tsunami delapan tahun silam mengalir. Sesekali ia terlihat berhenti bercerita. Kadang suaranya terdengar terputus-putus, terutama saat menyebut ibunya.

Saat itu katanya ia masih berusia 8 tahun lebih 15 hari. Ia masih duduk di kelas 2 MIN Ulee Lheue Banda Aceh. Saat musibah tersebut ia kehilangan ibunya Salamah, dan juga ketiga saudara kandungnya. Ia juga kehilangan anggota tubuhnya, yaitu kaki sebelah kanannya yang harus diamputasi.

“Waktu itu kaki saya sudah membusuk. Telapak kaki sudah terkikis dan nampak tulangnya. Selama tiga hari setelah tsunami kaki saya hanya diberi betadine saja. Perihpun sangat luar biasa, melihat kondisi saya yang seperti itu, salah satu relawan mengatakan bahwa ada dokter dari Australia di Rumah Sakit Fakinah. Relawan itu juga bilang kamu harus terima apapun nanti hasilnya, saya pun siap dioperasi pada hari kelima,” ujarnya di atas panggung.

Kini Delisa menjalani hari-harinya dengan bantuan tongkat dan kaki palsu. Ia tinggal bersama ayahnya Bakhtiar, dan seorang abangnya yang selamat. Ia kini sekolah di SMK 5 Telkom Banda Aceh dan masih kelas satu. Delisa adalah remaja yang penuh semangat dan energik, saat masih SMP ia juga pernah mendapat juara umum. Gadis itu juga pandai memainkan alat musik keyboard.


“Saya berterima kasih kepada Alloh yang telah mengambil kaki saya, di luar sana banyak Delisa-Delisa lain yang mungkin lebih dari saya,” ujarnya.

Kelak Delisa ingin menjadi pemain musik dan pengarang buku. Ia juga ingin membuat komunitas untuk anak-anak cacat. 

Subhanallah. Dua
jempol untuk semangat bangkit Delisa dan kawan-kawan!
Do'a kami untuk kalian......

Selasa, 25 Desember 2012

DIALOG ANAK BANGSA ANTARA NO EXCUSE! DAN PRO EXCUSE

Excuse (dalih/ pembenaran) adalah salah satu penyakit paling berbahaya untuk bangsa ini. Sampai kapanpun kita tidak akan menjadi bangsa besar selama kita menemukan excuse untuk tidak menjadi bangsa besar.

Silakan simak dialog imajiner anak bangsa pro excuse dan pro no excuse:
No Excuse!: Percayakah kita bisa menjadi bangsa besar?
Pro excuse!: Susah kayaknya, bangsa kita sudah kebanyakan hutang.
No Excuse!: Buktinya Inggris dan negara Eropa yang hancur dan banyak hutang akibat perang dunia II sudah maju sekarang! Jadi hutang tidak bisa jadi excuse.

Pro excuse!: Tapi mereka (Bangsa Eropa) kan sudah punya basis ilmu dan intelektual. Banyak intelektual.
No Excuse!: Buktinya Malaysia yang dulu banyak belajar dari Indonesia, bangsa yang dulu basis intelektualnya kalah dengan Indonesia, sekarang lebih maju dari Indonesia. Jadi basis intelektual tidak bisa jadi excuse.

Pro excuse!: Ya tapi kan mereka (Malaysia) dijajahnya sama Inggris bukan sama Belanda jadi lebih maju dari Indonesia.
No Excuse!: Buktinya negara-negara Afrika yang dijajah Inggris sekarang banyak yang masih terbelakang,
kalah dengan Indonesia. Jadi siapa yang menjajah tidak bisa jadi excuse untuk kalah bersaing.

Pro excuse!: Jangan samakan dengan Afrika dong, biarpun di jajah Inggris, mereka kan memang bangsa terbelakang.
No Excuse!: Tapi kenyataannya Afrika Selatan kini menjadi negara yang sangat maju, sekalipun sebagian besar pos penting dipegang bangsa Afrika sendiri.

Pro excuse!: Betul, betul, tapi tetap saja susah, karena bangsa Indonesia kan penduduknya banyak.
No Excuse!: Tapi Cina yang penduduknya 5x lipat bangsa Indonesia kok bisa lebih maju.

Pro excuse!: Betul, tapi kan mereka penduduknya dipaksa dalam regim komunis, tidak bebas.
No Excuse!: Tapi penduduk Amerika lebih banyak dari Indonesia dan bebas tetap lebih maju...

Pro excuse!: Ya, Amerika kan punya sejarah panjang
No Excuse: Amerika baru ditemukan abad 17, kita sudah ada sejak 6 masehi.

Pro excuse: .... Sudah stop dulu... Saya bisa bikin dialog ini tidak pernah selesai.
Tapi yang paling penting... Jika kita ingin bangsa ini maju, kita harus temukan alasan untuk bisa maju.
Kalau yang kita cari dalih (excuse) untuk tetap begini-gini saja, sangat mudah menemukan alasannya.

Mau membuat bangsa kita menjadi bangsa besar?
Pasti Bisa!
Apakah Anda No Excuse! atau Pro excuse! 

Oleh:  Isa Alamsyah

Sabtu, 08 Desember 2012

KENAPA SAYA MINUM KOPI ????

Pecinta kopi berbahagialah. Kegemaran anda menghirup dan menyesap kopi dengan aromanya yang khas tak hanya mendatangkan kenikmatan tetapi juga bermanfaat tinggi bagi kesehatan.

Dalam perang melawan kanker, kafein bisa berubah menjadi senjata menguntungkan dan mengejutkan, yang mungkin tak pernah anda duga. Juga ada satu tipe kanker bisa dilawan kopi meski sudah dikurangi kafeinnya. Plus, minum kopi bisa membantu menjaga pikiran anda tetap muda.

Dalam beberapa riset, kopi telah dikaitkan dengan risiko rendah empat jenis kanker, salah satunya kanker payudara. Hasil pengecekan yang dilakuan RealAge, studi-studi tersebut menyebut kopi menjadi antitesis dari:

1. Kanker endometriosis. Riset mengindikasikan bahwa wanita yang minum banyak kopi, mengalami penurunan risiko mengembangkan kanker endometrial hingga 25 persen bila dibanding dengan wanita yang bahkan tidak menghabiskan 1 cangkir kopinya (pertanyaan menggelitik, mengapa bisa ada seseorang melakukan itu, tak meminum habis kopinya?). Dosis yang dianjurkan sedikitnya 4 cangkir sehari.

2. Kanker prostat. Ada bukti meningkat bahwa kanker prostat benci dengan kopi. Beberapa pekan lalu, muncul data baru menunjukkan bahwa baik kopi berkafein dan yang dikurangi kafeinnya efektif menghalau jenis kanker prostat paling berbahaya. Dosis yang disarankan 1 hingga 6 cangkir sehari, baik dengan atau tanpa kafein. Singkirkan karamel dan whipped cream.

3. Kanker kulit yang paling umum. Jika sel karsinoma basal diam-diam mulai menampakkan gejala, kopi bisa beraksi untuk mematikan, demikian menurut penuturan periset. Dosis: lebih dari 3 cangkir per hari


4. Kanker payudara. Wanita yang meminum banyak kopi juga memiliki risiko rendah beberapa tipe kanker payudara setelah menopaus, tak tanggung 20 hingga 50 persen lebih rendah dibanding wanita yang mengasup kurang 1 cangkir per hari. Dosisnya 5 cangkir satu hari. Kopi minus kafein tak memberi efek di sini.
Siapa belum ngopi hari ini?

Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari REPUBLIKA.CO.ID,