CHOOSE LANGUAGE:


English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Bismillah

Selasa, 22 Oktober 2013

GUBERNUR JAWA BARAT AHMAD HERYAWAN DAN PROGRAM PERBAIKAN RUMAH

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengukuhkan pelaksanaan Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni 2013. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memantapkan realisasi dan kualitas program perbaikan kediaman warga miskin menjadi rumah tinggal layak huni. Upaya memantapkan pelaksanaan program perbaikan rumah warga miskin itu digelar di Desa Tanjung Tiga, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jabar, Senin (8/10/2013). Gubernur Heryawan bersama beberapa bupati dan wakil bupati se-Jabar meninjau rumah tidak layak yang sudah direnovasi di Desa Tanjung Tiga.
 
Perbaikan rumah tidak layak huni di Desa Tanjung Tiga menjadi proyek percontohan bagi program serupa di Jabar. Sebanyak 280 unit rumah warga setempat dibedah melalui program pemerintah provinsi (pemprov). Biaya perbaikan rata-rata per unit Rp10 juta. Sebagai percontohan, 280 kepala keluarga (KK) yang tersasar program juga memperoleh bentuk pemberdayaan lain. Antara lain, program kesehatan dan pendidikan, serta perbaikan infrastruktur jalan.

"Ke-280 KK yang tersentuhan di Desa Tanjung Tiga juga memperoleh bantuan bidang kesehatan dan pendidikan. Tentu tidak cukup rumah direnovasi, tanpa lingkungannya dilengkapi sarana kesehatan. Begitu pula anak-anak mereka butuh pendidikan," papar Heryawan, seraya menambahkan perlakuan serupa akan diterapkan di lokasi lain secara bertahap.

Gubernur Heryawan menambahkan, program bedah rumah warga miskin di Jabar pada 2012 menyentuh 7.500 KK. Pada 2013, program menyasar 10 ribu unit, belum termasuk tambahan 22 ribu unit yang dibiayai pemerintah pusat. Untuk mencapai target perbaikan 100 ribu unit rumah warga miskin selama masa jabatan kedua Ahmad Heryawan (2013-2018), Pemprov Jabar menarget renovasi 20 ribu rumah warga miskin pada 2014. "Semoga pemerintah pusat juga menaikkan tagetnya di Jabar, begitu pula pemerintah kabupaten/kota," tutur Gubernur yang biasa disapa Aher.

Saat meninjau salah satu rumah yang sudah direnovasi di Dusun Sukawera, Heryawan berdialog akrab dengan pasangan pemilik rumah; Kusin (84 tahun) dan Taskem (76 tahun). Seraya memeluk kedua renta sebatang kara ini, Aher mendengar ungkapan perasaan warganya itu. Taskem bercerita, sepanjang usianya, ia dan suami tinggal di gubuk beralaskan tanah. Bila hujan turun, tirisan deras air akibat atap bocor membuat lantai rumah becek. "Sekarang tidak lagi. Atap sudah bagus, lantai juga bagus. Terimakasih sudah dibantu," tukas Kusin. Pada kesempatan kunjungan tersebut, Gubernur Heryawan menyempatkan diri mengecat beberapa bagian rumah Kusin-Taskem yang belum dirapikan.

Sabtu, 05 Oktober 2013

3 HAL DIBALIK KEBAKARAN PONPES DARUL QUR'AN


Lewat akun twiternya @Yusuf_Mansur, Ustadz muda ini meminta doa atas terjadinya kebakaran yang menimpa Pondok Pesantren Darul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Banten.
“Saung DQ terbakar. Mohon doanya ya dan semoga Alloh memaafkan dan mengampuni semua kesalahan kami. + bnyk bljr. Mhn doa ya.”
Meski api berhasil dipadamkan, Ustadz Yusuf menerangkan, saung belajar santri habis dilalap api.
“Momentum banyak hal, termasuk kesalahan-kesalahan kami. Terimakasih doanya,” katanya.

Ustadz Yusuf juga mengucapkan terima kasih atas kesigapan aparat kepolisian dan pemadam kebarakan dalam menangani musibah kebakaran ini sehingga tidak merembet ke pemukiman di sekitar pesantren.
“Salam dari saya, pengurus, semua santri, buat seluruh keluarga besar pengurus dan santri-santri di rumah masing-masing, kami baik-baik saja. Alhamdulillah.”

Pondok Pesantren Darul Qur’an di kampung Ketapang, Cipondoh, Tangerang, pimpinan Ustadz Yusuf Mansur terbakar, Jumat (4/10) petang. Meskipun saung belajar santri habis dilalap api, ada sejumlah ‘keajaiban’ di balik insiden kebakaran itu.

“Pemandangan penuh haru. Seribuan santri berdoa, beristighfar, berzikir. Keajaiban al Qur'an, mengundang Keajaiban Alloh. Cepat padamnya,” tulis Ustadz Yusuf Mansur di akun twitternya.

“Hanya keajaiban dari Alloh, ngembetnya ke saung-saung saja, tidak ke pemukiman, dan lain-lain. Makin cinta sama Qur'an dah. Alhamdulillah,” lanjutnya.

‘Keajaiban’ lainnya adalah santri-santri segera kembali ceria serta melanjutkan menghafal Qur’an pasca insiden kebakaran itu.

“Salah satu berkah dari musibah: dapat doa dari kawan-kawan. Jelang Isya, santri sudah bergembira lagi, sambil bercanda-canda sama saya, sampai jam 20. Lalu istirahat” ujar Yusuf Mansur.

Sabtu dini hari, seperti malam-malam sebelumnya, para santri tidak menunaikan shalat tahajud dan berdoa.

“Saya yang paling banget kudu introspeksi. Semoga Alloh ampuni saya, dan memberi kesempatan memperbaiki, termasuk soal manajerial. Bantu doa ya,” tambahnya.

Sebelumnya, Yusuf Mansur menjelaskan bahwa insiden kebakaran bermula saat ada seorang santri yang membakar kasur bekas. Namun, ia percaya, insiden itu hanya terjadi dengan izin Alloh dan di baliknya ada banyak hikmah

Kamis, 03 Oktober 2013

NETTY PRASETYANI HERYAWAN, BUKAN BASA-BASI APALAGI MASUK TV

Beberapa bulan yang lalu, Kedubes Amerika Serikat mengadakan kompetisi Local Heroes yang disiarkan melalui beberapa media elektronik. Kompetisi yang bertemakan “Lawan Perdagangan Manusia” itu diadakan untuk mengapresiasi warga Indonesia yang sudah berperan aktif melakukan gebrakan dalam kasus perdagangan manusia di negaranya.

Uniknya, kesemua finalisnya berasal dari kaum perempuan, yaitu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Sofiar Fauzi, Memey, Hetty Antje Geru, dan Netty Prasetyani Heryawan. Pemilihan pemenang Local Heroes dilakukan melalui voting publik secara terbuka via laman facebook Kedubes AS. Berdasarkan polling, kompetisi tersebut dimenangkan oleh Netty Prasetyani Heryawan yang merupakan istri dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Netty Heryawan terpilih atas jasanya yang besar dalam memerangi perdagangan manusia, terbukti dengan kerjanya sebagai inisiator program Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten, yang menjadi acuan untuk negara. Sejak berdirinya P2TP2A, tercatat sudah 222 kasus trafficking yang berhasil ditangani. Bahkan kasus heboh gadis Garut yang dinikahi oleh Aceng Fikri beberapa bulan lalu, Bu Netty turun tangan untuk melakukan pendampingan.

Fenomena unik, sebab AS yang notabene “sohib” dari negara Israel, biasanya jadi target bulan-bulanan demo PKS mengenai isu sensitif agama seperti Palestina. Netty Heryawan yang berjilbab lebar, kader PKS tulen, serta segala rupa citra islami yang melekat di dirinya mampu buktikan bahwa saat ini adalah era kompetensi dan kontribusi.

Menurut saya, penghargaan yang diberikan kepada Netty Heryawan juga menjadi penyangkalan tipikal ibu-ibu pejabat yang kerjanya seputar arisan berlian, tapi urus PKK saja tak jelas. Netty Heryawan berhasil menunjukkan bahwa kaum perempuan pun dapat berprestasi. Belum lagi menyebutkan bahwa baru-baru ini Bu Netty menerima gelar doktornya dari Unpad. Melebarkan persepsi umum tentang kaum Islamis yang biasanya kaum wanitanya cukup di rumah saja.

Selamat Bu Netty, Selamat bekerja untuk Indonesia!

Sumber: Jayaning Hartami http://sosok.kompasiana.com