Ustadz Jeffry Al Buchory (alm) atau yang biasa disapa Uje, siapa yang tidak mengenal beliau. Ketika beliau berpulang, lautan manusia mengantarkannya ke peristirahatan terakhir. Dan sampai saat itu, masih banyak yang belum percaya jika mereka sedang mengantarkan seorang Uje ... Sahabat, kakak, saudara yang sangat mereka cintai.
Banyak kisah tentang bagaimana seorang Uje dalam kehidupannya. Kisah dibawah ini mungkin hanya beberapa kisah yang akan menjadi kenangan mereka sepanjang hayat dan tidak akan terlupakan. Insya Alloh ikatan keluarga bersama beliau akan berlanjut hingga akhirat kelak ... Aamiin ya Rabb ...
Misalnya saja, suatu kali Uje sedang makan siang di sebuah warung makan pinggiran jalan. Namanya juga tempat makan dekat pinggir jalan, seorang waria masuk dan langsung mengamen.
“Idih, endang, endang, ada Uje di sindang bow,” ujar si waria itu yang mengenali Uje.
“Ayo, sini masuk, duduk di sini,” ujar Uje.
Waria itu kaget dan kebingungan.
Uje berujar lagi, “Ayo masuk, duduk di sini sama saya. Kamu belon makan siang kan? Ayo duduk, makan sama saya.”
Si waria mendadak jadi jaim. Rumpinya langsung hilang. “Maaf Uje, saya tadi udah makan.”
“Udah deh … sama ustadz jangan coba-coba boong. Itu dosa namanya,” samber Uje dengan cepat dengan khas bercanda anak gaulnya.
Akhirnya waria itu duduk satu meja dan makan bareng Uje. “Iya iya, Uje.”
Setelah makan siang, waria itu bertanya sambil terharu. “Uje, saya mau tanya kenapa Uje nggak malu ajak saya makan bareng?”
Uje tesenyum, kemudian menjawab, “Kenapa saya mesti malu? Kamu kan sama dengan saya, sama-sama mahluk ciptaan Alloh SWT. Saya wajib menghargai kamu apa adanya.”
Si waria diam dan makin terharu. Dia merasa jika selama ini hanya dipandang hina oleh orang lain. Besoknya si waria muncul di masjid. Tidak memakai make up dan rok. Tapi mengenakan kopiah, baju koko, dan sarung.
Kisah lainnya ...
Seorang sahabat sebelum mendapatkan pekerjaan tetap mengamen bersama adik iparnya di kawasan Bintaro. Hingga suatu hari menjumpai Uje sedang makan di sebuah warung nasi pinggir jalan. Seperti biasanya dengan canda yang khas mereka terlibat sedikit percakapan dengan beliau. Yang sangat mereka ingat adalah pesan terakhir Uje sambil memberikan uang Rp 10.000,-
"Hari ini kita ketemu disini, kapan-kapan gue pengen kita ketemu di majelis ilmu"
Sahabat admin selalu terharu dan merinding jika teringat kata-kata itu. Dalam hati mereka berkata "Insya Alloh kita akan berkumpul hingga akhirat nanti"
Misalnya saja, suatu kali Uje sedang makan siang di sebuah warung makan pinggiran jalan. Namanya juga tempat makan dekat pinggir jalan, seorang waria masuk dan langsung mengamen.
“Idih, endang, endang, ada Uje di sindang bow,” ujar si waria itu yang mengenali Uje.
“Ayo, sini masuk, duduk di sini,” ujar Uje.
Waria itu kaget dan kebingungan.
Uje berujar lagi, “Ayo masuk, duduk di sini sama saya. Kamu belon makan siang kan? Ayo duduk, makan sama saya.”
Si waria mendadak jadi jaim. Rumpinya langsung hilang. “Maaf Uje, saya tadi udah makan.”
“Udah deh … sama ustadz jangan coba-coba boong. Itu dosa namanya,” samber Uje dengan cepat dengan khas bercanda anak gaulnya.
Akhirnya waria itu duduk satu meja dan makan bareng Uje. “Iya iya, Uje.”
Setelah makan siang, waria itu bertanya sambil terharu. “Uje, saya mau tanya kenapa Uje nggak malu ajak saya makan bareng?”
Uje tesenyum, kemudian menjawab, “Kenapa saya mesti malu? Kamu kan sama dengan saya, sama-sama mahluk ciptaan Alloh SWT. Saya wajib menghargai kamu apa adanya.”
Si waria diam dan makin terharu. Dia merasa jika selama ini hanya dipandang hina oleh orang lain. Besoknya si waria muncul di masjid. Tidak memakai make up dan rok. Tapi mengenakan kopiah, baju koko, dan sarung.
Kisah lainnya ...
Seorang sahabat sebelum mendapatkan pekerjaan tetap mengamen bersama adik iparnya di kawasan Bintaro. Hingga suatu hari menjumpai Uje sedang makan di sebuah warung nasi pinggir jalan. Seperti biasanya dengan canda yang khas mereka terlibat sedikit percakapan dengan beliau. Yang sangat mereka ingat adalah pesan terakhir Uje sambil memberikan uang Rp 10.000,-
"Hari ini kita ketemu disini, kapan-kapan gue pengen kita ketemu di majelis ilmu"
Sahabat admin selalu terharu dan merinding jika teringat kata-kata itu. Dalam hati mereka berkata "Insya Alloh kita akan berkumpul hingga akhirat nanti"
(Ahad dinihari disela takbir dalam dekap kerinduan dengan para sahabat di Bumi Alloh SWT)